Sekdis Dikpora Kabupaten Dompu, Muhammad Iksan, S.St, M.M sedang memberikan keterangan pers. Dok. Zonaksus.com. |
Dompu, Zonakasus.com - Program sekolah Adiwiyata merupakan salah satu program yang dapat mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
Hal itu disampaikan Sekertaris Dinas (Sekdis) Dikpora Kabupaten Dompu, Muhammad Iksan, S.ST. MM saat menghadiri penilaian Calon Sekolah Adiwiyata SDN 2 Dompu pada Senin kemarin (4/12/2023) pagi.
Menurut Papi Iron sapaan akrapnya, program sekolah Adiwiyata perlu peran unsur-unsur terkait, selain Dinas Dikpora dan Dinas Lingkungan Hidup juga Dinas Kesehatan turut terlibat demi memberdayakan sekolah Adiwiyata demi terwujudnya sekolah yang peduli lingkungan sekolah yang sehat.
"Pada prinsipnya, sekolah Adiwiyata ini, adalah program yang memberikan edukasi kepada anak didik kita di satuan pendidikan dasar untuk bagaimana mereka mulai dari kecilnya bisa memahami akan eksistensi dan keberadaan serta manfaat lingkungan yang rindang dan hijau," kata Papi Iron.
"Kemudian bagaimana mereka bisa mengenal lingkungan yang sehat dan bersih sehingga secara tidak langsung kita sudah mulai menanamkan cerita kehidupan masa depan bagi mereka seperti apa yang seharusnya nereka lakukan, untuk itu perlu peran dari semua pihak," sambung Papi Iron lagi.
Melalui program sekolah Adiwiyata, lanjut Papi Iron, juga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang bagaimana menjaga lingkungan hidup yang sehat terutama menciptakan suasana sekolah yang sehat, ramah dan bersih.
"Program sekolah Adiwiyata sangat luar biasa, selain anak didik dapat memahami dengan sendirinya, ditambah lagi dengan edukasi dari guru-gurunya tentang pemahaman akan lingkungan hidup yang bersih dan sehat," paparnya lagi.
Papi Iron berpendapat, ketika SDN 2 Dompu dipercaya untuk mewakili Kabupaten Dompu dalam penilaian sekolah Adiwiyata di 2023 ini otomatis sudah memiliki potensi, tinggal bagaimana item-item penilaian itu mampu diwujudkan dengan menyiapkan data, pendukung dan lain-lainnya.
"Sebenarnya, SDN 2 Dompu sudah menjadikan kesehariannya dalam menciptakan sekolah yang ramah lingkungan, sekolah yang bersih dan itu sudah menjadi budaya SDN 2 Dompu," tandas Papi Iron.
Hal itu, kata Papi Iron, dapat dibuktikan bahwa SDN 2 Dompu bisa menyandang predikat sebagai sekolah penggerak, dan melalui program sekolah Adiwiyata diharapkan bahwa SDN 2 Dompu menjadi emrio bagi sekolah-sekolah lain.
"Semoga SDN 2 Dompu bisa menjadikan contoh bagi sekolah-sekolah lain sehingga seluruh satuan pendidikan bisa menjadi sekolah yang ramah dan sehat lingkungan," inginnya.
Papi Iron berharap bahwa SD 2 Dompu bisa memberikan bukti bahwa apa yang dilakukan selama ini ternyata benar dan SDN 2 Dompu sanggup menjadi sekolah teladan bagi satuan pendidikan yang ada di Kabupaten Dompu.
Dan tidak hanya, tiba masa tiba akal, artinya ketika ada lomba baru dipersiapkan, namun yang diinginkan adalah ada atau tidak ada lomba tetap melakukan sekolah yang ramah lingkungan, sehat dan bersih sehingga kebiasaan itu menjadikan suatu budaya.
"Kita menginginkan apa yang dilakukan SDN 2 Dompu selama ini bisa terbukti melalui penilaian program sekolah Adiwiyata ini dan jika terbukti artinya budaya kebersihan dan ramah lingkungan terus dilakukan oleh SDN 2 Dompu," pungkas Papi Iron. [ZK-01]